Menemukan Suara-Suara Yang Peduli (Voices That Care)
Akhirnya beberapa hari lalu saya berinisiatif untuk mencari lagu Voices That Care versi asli dengan pengisi suara (vokal). Ternyata (berkat Google) tidak sulit untuk menemukannya. Bahkan muncul beberapa kejutan saya terhadap fakta dibalik lagu ini. Tapi saya tidak akan langsung menuju ke kejutan tersebut, saya ingin menceritakan mengapa pencarian ini begitu penting bagi saya.
Lagu Voices That Care adalah salah satu lagu favorit saya yang kebetulan diciptakan pula oleh salah satu komposer dan produser musik yang saya kagumi, David Foster. Saya sebenarnya sudah memiliki lagu Voices That Care dalam koleksi mp3 saya, namun versi instrumental yang dimasukkan David Foster dalam album solonya yang berjudul Rechordings.
Lagu ini sebenarnya sudah cukup lawas,karena populer diawal tahun 1991 dimana saya pada saat itu baru menginjak SD. Namun lagu ini tidak jarang digunakan sebagai backsound acara di media elektronik bahkan mungkin sampai sekarang. Dari media elektronik pula memori saya terhadap lagu ini tercuat secara tidak sengaja ketika saya menginjak SMU. Pada saat itu di radio Imelda FM Semarang lagu ini selalu menjadi backsound sebuah acara bincang-bincang malam yang disiarkan setiap minggunya. Bahkan saya tidak begitu ingat apa sebenarnya tema acara tersebut, karena lebih tertarik dengan lagunya, yang saya ingat hanya sebuah acara konsultasi yang berlangsung hari Rabu (malah ingat harinya :D).
Pada saat itu saya tidak tahu apa judul lagu ini. Yang saya tahu hanyalah lagu ini pernah saya dengar sebelumnya (baik versi suara maupun instrumental) sejak saya kecil dan saya menyukainya. Bahkan saking penasarannya ada keinginan saya untuk menelpon radio tersebut hanya untuk menanyakan judulnya, meski akhirnya niat itu saya urungkan. Apalagi pada jaman itu internet dan format mp3 belum membooming dan andalan saya saat itu hanya koleksi kaset kosong yang tidak juga dapat berguna karena lagu backsound ini tidak pernah diputar secara penuh oleh penyiarnya :(. Saya ingat waktu itu diawal acara lagu ini akan diputar cukup panjang (hampir setengahnya) sebelum si penyiar masuk mengisi suaranya.
Untungnya di era digital kehausan saya terjawab ketika secara tidak sengaja menemukannya di dalam salah satu album David Foster yang berada dalam kumpulan cd mp3 lagu-lagu instrumental yang saya pinjam. Singkat cerita lagu versi instrumental ini sering saya dengarkan dan ada perasaan saya bahwa lagu ini sebenarnya memiliki lirik dan ada versi dengan vokal yang samar-samar tergambar dalam memori saya :P Meskipun sebenarnya yang saya ingat hanya bagian di akhir reff yang sering saya nyanyikan dengan kalimat sedikit ngawur ‘I wanna the first time’ atau bahkan saya asal mengisinya dengan kata-kata saya. Hanya saja menariknya, kemudian di tengah kemunculan internet sebagai salah satu andalan media informasi, saya sering lupa untuk mencari kebenaran informasi ini.
Sampai pada suatu waktu kemarin, ide yang harusnya dilaksanakan mungkin tahunan lalu tiba-tiba muncul dan saya ketikkan di Google. Dan Voila!, terpampanglah link2 video, lirik bahkan ensiklopedi Wikipedia. Saya baru menemukan beberapa fakta bahwa ternyata lagu ini bukan sekedar lagu biasa. Fakta yang pertama adalah lagu ini dinyanyikan oleh beberapa artist (atau biasa disebut various artists) yang cukup ternama seperti Celine Dion, Peter Cetera, Luther Vandross, Will Smith dan menampilkan Kenny G. Khusus untuk Celine Dion, vokalnya yang prima menjadikan bagiannya sebagai bagian favorit saya di lagu ini. Fakta yang kedua adalah lagu ini ternyata diciptakan sebagai dedikasi terhadap prajurit-prajurit yang terlibat dalam operasi Desert Storm. Operasi ini adalah operasi AS di Timur Tengah sekitar tahun 1991 yang dilatarbelakangi invasi Irak ke Kuwait, yang dapat dikatakan sebagai perseteruan AS-Irak tahap pertama yang melibatkan Presiden George Bush dan Saddam Husein. Saya masih ingat dimasa kecil saya sering melihat tayangan TVRI yang menyiarkan luncuran roket, tank dan helikopter di atas gurun berpasir yang berwarna emas, meskipun saya tak mengerti apa sesungguhnya yang terjadi. Yang jelas salah satu kesukaan saya terhadap Voices That Care adalah judul lagu itu sendiri ‘Suara-Suara Yang Peduli’. Ketika saya kemudian menemukan dalam liriknya yang mengatakan 'I'm not here to justified the cause' (kami disini tidak untuk menyetujui alasan perang) saya tahu bahwa tujuan lagu ini tidak lebih untuk menghargai prajurit yang bertempur atas nama negara. Dan dalam video klipnya kita dapat menemukan keterlibatan tokoh publik seperti Michael Jordan dan artis Hollywood dalam proyek ini. Di youtube pun saya menemukan beberapa komentar dari bekas prajurit atau keluarga yang menunjukkan bagaimana pentingnya lagu ini pada saat itu bagi mereka untuk membalas komentar-komentar yang meremehkan klip ini.
Akhirnya ‘how our love burns bright’ adalah lirik yang benar untuk akhir lirik yang sebelumnya saya ucapkan ngawur (meskipun sebenarnya kalau didengar sekilas spellingnya masih mirip) karena mengira lagu ini tentang tema percintaan biasa padahal tentang cinta yang lebih besar (ciee.. ;P).
Mungkin saya bisa berbicara lebih banyak lagi, tapi itu hanya akan menjadi menarik bagi saya pribadi. Pada intinya ternyata sejarah tidak dapat dibohongi. Ada banyak cara untuk mengenal diri kita lebih dalam, dalam hal ini sebuah karya musikal pun bisa membuka serpihan memori bahkan membuka lebih jelas kondisi masa lalu yang mungkin sebelumnya hanya samar-samar karena ditelan oleh waktu. Seberapa kecilnya fakta itu, keterikatan kita terhadap kebenaran itulah yang penting untuk mengetahui bahwa kita pernah hidup dan menjadi bagian di dalam alam kebenaran yang nyata tersebut.
Stand tall, stand proud!
Voices that care are crying out loud
And when you close your eyes tonight
Feel in your heart how our love burns bright
Lagu Voices That Care adalah salah satu lagu favorit saya yang kebetulan diciptakan pula oleh salah satu komposer dan produser musik yang saya kagumi, David Foster. Saya sebenarnya sudah memiliki lagu Voices That Care dalam koleksi mp3 saya, namun versi instrumental yang dimasukkan David Foster dalam album solonya yang berjudul Rechordings.
Lagu ini sebenarnya sudah cukup lawas,karena populer diawal tahun 1991 dimana saya pada saat itu baru menginjak SD. Namun lagu ini tidak jarang digunakan sebagai backsound acara di media elektronik bahkan mungkin sampai sekarang. Dari media elektronik pula memori saya terhadap lagu ini tercuat secara tidak sengaja ketika saya menginjak SMU. Pada saat itu di radio Imelda FM Semarang lagu ini selalu menjadi backsound sebuah acara bincang-bincang malam yang disiarkan setiap minggunya. Bahkan saya tidak begitu ingat apa sebenarnya tema acara tersebut, karena lebih tertarik dengan lagunya, yang saya ingat hanya sebuah acara konsultasi yang berlangsung hari Rabu (malah ingat harinya :D).
Pada saat itu saya tidak tahu apa judul lagu ini. Yang saya tahu hanyalah lagu ini pernah saya dengar sebelumnya (baik versi suara maupun instrumental) sejak saya kecil dan saya menyukainya. Bahkan saking penasarannya ada keinginan saya untuk menelpon radio tersebut hanya untuk menanyakan judulnya, meski akhirnya niat itu saya urungkan. Apalagi pada jaman itu internet dan format mp3 belum membooming dan andalan saya saat itu hanya koleksi kaset kosong yang tidak juga dapat berguna karena lagu backsound ini tidak pernah diputar secara penuh oleh penyiarnya :(. Saya ingat waktu itu diawal acara lagu ini akan diputar cukup panjang (hampir setengahnya) sebelum si penyiar masuk mengisi suaranya.
Untungnya di era digital kehausan saya terjawab ketika secara tidak sengaja menemukannya di dalam salah satu album David Foster yang berada dalam kumpulan cd mp3 lagu-lagu instrumental yang saya pinjam. Singkat cerita lagu versi instrumental ini sering saya dengarkan dan ada perasaan saya bahwa lagu ini sebenarnya memiliki lirik dan ada versi dengan vokal yang samar-samar tergambar dalam memori saya :P Meskipun sebenarnya yang saya ingat hanya bagian di akhir reff yang sering saya nyanyikan dengan kalimat sedikit ngawur ‘I wanna the first time’ atau bahkan saya asal mengisinya dengan kata-kata saya. Hanya saja menariknya, kemudian di tengah kemunculan internet sebagai salah satu andalan media informasi, saya sering lupa untuk mencari kebenaran informasi ini.
Sampai pada suatu waktu kemarin, ide yang harusnya dilaksanakan mungkin tahunan lalu tiba-tiba muncul dan saya ketikkan di Google. Dan Voila!, terpampanglah link2 video, lirik bahkan ensiklopedi Wikipedia. Saya baru menemukan beberapa fakta bahwa ternyata lagu ini bukan sekedar lagu biasa. Fakta yang pertama adalah lagu ini dinyanyikan oleh beberapa artist (atau biasa disebut various artists) yang cukup ternama seperti Celine Dion, Peter Cetera, Luther Vandross, Will Smith dan menampilkan Kenny G. Khusus untuk Celine Dion, vokalnya yang prima menjadikan bagiannya sebagai bagian favorit saya di lagu ini. Fakta yang kedua adalah lagu ini ternyata diciptakan sebagai dedikasi terhadap prajurit-prajurit yang terlibat dalam operasi Desert Storm. Operasi ini adalah operasi AS di Timur Tengah sekitar tahun 1991 yang dilatarbelakangi invasi Irak ke Kuwait, yang dapat dikatakan sebagai perseteruan AS-Irak tahap pertama yang melibatkan Presiden George Bush dan Saddam Husein. Saya masih ingat dimasa kecil saya sering melihat tayangan TVRI yang menyiarkan luncuran roket, tank dan helikopter di atas gurun berpasir yang berwarna emas, meskipun saya tak mengerti apa sesungguhnya yang terjadi. Yang jelas salah satu kesukaan saya terhadap Voices That Care adalah judul lagu itu sendiri ‘Suara-Suara Yang Peduli’. Ketika saya kemudian menemukan dalam liriknya yang mengatakan 'I'm not here to justified the cause' (kami disini tidak untuk menyetujui alasan perang) saya tahu bahwa tujuan lagu ini tidak lebih untuk menghargai prajurit yang bertempur atas nama negara. Dan dalam video klipnya kita dapat menemukan keterlibatan tokoh publik seperti Michael Jordan dan artis Hollywood dalam proyek ini. Di youtube pun saya menemukan beberapa komentar dari bekas prajurit atau keluarga yang menunjukkan bagaimana pentingnya lagu ini pada saat itu bagi mereka untuk membalas komentar-komentar yang meremehkan klip ini.
Akhirnya ‘how our love burns bright’ adalah lirik yang benar untuk akhir lirik yang sebelumnya saya ucapkan ngawur (meskipun sebenarnya kalau didengar sekilas spellingnya masih mirip) karena mengira lagu ini tentang tema percintaan biasa padahal tentang cinta yang lebih besar (ciee.. ;P).
Mungkin saya bisa berbicara lebih banyak lagi, tapi itu hanya akan menjadi menarik bagi saya pribadi. Pada intinya ternyata sejarah tidak dapat dibohongi. Ada banyak cara untuk mengenal diri kita lebih dalam, dalam hal ini sebuah karya musikal pun bisa membuka serpihan memori bahkan membuka lebih jelas kondisi masa lalu yang mungkin sebelumnya hanya samar-samar karena ditelan oleh waktu. Seberapa kecilnya fakta itu, keterikatan kita terhadap kebenaran itulah yang penting untuk mengetahui bahwa kita pernah hidup dan menjadi bagian di dalam alam kebenaran yang nyata tersebut.
Stand tall, stand proud!
Voices that care are crying out loud
And when you close your eyes tonight
Feel in your heart how our love burns bright
Comments