Sarapan Blayag
Seperti biasa kalo pagi di Singaraja Mama suka ke pasar sekalian beli sarapan. Untuk sarapan hari ini disuguhi Blayag yang diwadahi inka (piring anyaman lidi).
Blayag (kalau saya tidak salah tulis) adalah salah satu makanan khas Singaraja. Saya mulai mengenal Blayag beberapa tahun lalu ketika orang tua saya mulai sering pulang ke Bali. Dalam suatu kesempatan dimana kami harus menginap beberapa hari di Gang XIV, saya mulai sering disuguhi Blayag sebagai menu untuk sarapan pagi.
Blayag sendiri menurut saya merupakan makanan yang gurih. Kira2 makanan ini berisi antara lain tipat (ketupat ala Bali), sayuran hijau dengan parutan kelapa alias urap sayur, kacang kedele, dan beberapa potong kecil ‘kriuk’ yang sepertinya daging atau kulit ayam yang digoreng kering. Tapi yang paling utama adalah saus berwarna kuning yang sepertinya mengandung santan yang menjadi kunci rasa gurih makanan ini.
Blayag dapat ditemukan di pinggir jalan Singaraja pada pagi hari, yang saya tahu cukup ramai kalau tidak salah di daerah Banjar Jawa. Kita akan menemukan ibu-ibu dengan sebuah meja yang diatasnya tersedia panci dan baskom berisikan bahan-bahan makanan Blayag. Ketika kita membeli Blayag bahan-bahan ini akan diracik dengan beralaskan potongan daun pisang yang kemudian dibungkus dan ditahan dengan tusukan lidi kecil.
Kira-kira begitu ekspresi dan sedikit pengetahuan saya tentang Blayag, mudah-mudahan bisa memberi gambaran bagi yang berminat mencicipinya.
Blayag dapat ditemukan di pinggir jalan Singaraja pada pagi hari, yang saya tahu cukup ramai kalau tidak salah di daerah Banjar Jawa. Kita akan menemukan ibu-ibu dengan sebuah meja yang diatasnya tersedia panci dan baskom berisikan bahan-bahan makanan Blayag. Ketika kita membeli Blayag bahan-bahan ini akan diracik dengan beralaskan potongan daun pisang yang kemudian dibungkus dan ditahan dengan tusukan lidi kecil.
Kira-kira begitu ekspresi dan sedikit pengetahuan saya tentang Blayag, mudah-mudahan bisa memberi gambaran bagi yang berminat mencicipinya.
Comments