Penjual Cangkul
foto: merdeka.com |
Suatu hari di toko pertukangan datang dua orang pengunjung yang ingin membeli cangkul. Sebagai bentuk keramahan penjual mengajak bicara para pembeli.
Penjual : Beli Cangkul buat bercocok tanam ya Pak? Pembeli 1: Betul Pak, daripada nggak ada kerjaan saya mau tanami pekarangan di belakang rumah dengan beberapa bibit tanaman yang saya dapat dari teman Penjual : Bagus Pak, minimal kalau tidak dijual ada untuk dimakan. Tapi Bapak harus belajar juga gimana cara menanam yang benar. Pembeli 1: Iya Pak, saya sudah baca dan tanya sama teman. Mudah-mudahan berhasil. Terima kasih ya.
Pembeli pertama bergegas meninggalkan toko untuk memulai pengalaman bertaninya.
Selanjutnya Penjual melayani Pembeli kedua
Penjual : [Cangkulnya] Buat cocok tanam Pak? Pembeli 2 : Bukan Pak, saya mau gali harta karun di halaman belakang rumah saya. Penjual : Hah! Kok Bapak tau disitu ada harta karun? Pembeli 2 : Saya sudah pernah dengar cerita ini dari pertama kali beli rumah itu dan kemarin ada orang yang membenarkan cerita itu. Dalam kondisi sulit begini Saya akan berusaha menemukan harta karun itu dan keluar dari kesulitan ini. Penjual : Jadi Bapak benar-benar yakin? Nggak sayang uang dan tenaga yang dikeluarkan? Pembeli 2 : Saya yakin sekali, saya akan beli alat-alat yang diperlukan. Penjual : Kalau begitu Bapak juga harus beli alat-alat ini Pak. Ini akan memudahkan Bapak menggali Pembeli 2 : Wah Bagus ini, saya beli semua deh. Nanti kalau ketemu harta karun kan uang saya pasti kembali. Penjual : Betul Pak. Selamat menggali ya.Setelah pembeli kedua berlalu, keluar istri si Penjual yang rupanya tak sengaja mendengar pembicaraan di toko.
Istri : Bapak percaya ada harta karun di rumah Bapak tadi? Penjual : Ya enggaklah Istri : Terus kok Bapak malah suruh beli ini itu? Kan namanya menjerumuskan Penjual : Ya enggaklah, saya ini kan cuma Penjual. Urusan saya menjual. Soal nasib si Pembeli bukan urusan saya. Istri : Oalah..
x
Comments