Pemanfaatan 'Potensi' bagi 'Sukses' Perempuan

19 Februari 2006

"Sukses" Perempuan, Pemanfaatan "Potensi" dan Peluang yang ada??

Kita telah mendengar emansipasi wanita sejak lama. Sebuah tren positif yang patut dibanggakan. Dan hasilnya kiprah wanita saat ini cukup membanggakan. Bahkan beberapa contoh mulai memperlihatkan wanita mampu mengungguli laki-laki dalam beberapa hal yang sebelumnya dikuasai laki-laki. Banyak wanita yang mulai memimpin, wanita yang produktivitasnya tinggi, dan bahkan dalam beberapa fenomena yang saya lihat di depan mata, tren wanita karir semakin meluas. Dan tidak sedikit yang sukses

Namun yang akan saya bahas kali ini bukan sukses yang saya maksudkan diatas. Sukses yang saya maksudkan dalam tulisan ini adalah kesuksesan-kesuksesan kecil. Oleh karena itu saya memberinya tanda kutip ( “ ). Keberhasilan yang mungkin skalanya kecil yang saya maksud, dan anda akan jauh lebih mengerti setelah membaca seluruh tulisan ini.

Apa yang dimaksud “potensi”?? Potensi adalah berbagai hal yang jika dimanfaatkan secara maksimal akan menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. Potensi dalam diri seseorang ada banyak. Ada kepintaran, moralitas, skill individu, pesona fisik, dll. Sementara itu peluang adalah setiap kesempatan yang dapat dipergunakan untuk memperoleh keuntungan bagi diri kita. Peluang itu bisa saja muncul dari kebutuhan dalam masyarakat atau kelemahan dari lawan/musuh.

Saya dapat melihat seorang wanita meminta bantuan teman laki-lakinya. Ada 5 hal yang bisa dia lakukan (mungkin lebih) :
  1. Dia bisa mengajaknya secara langsung (disini tidak ada pemanfaatan potensi yang berlebihan, bisa jadi, kalaupun ada pesona fisik, atau ketertarikan/ketulusan pria segala sesuatunya berjalan secara alami)
  2. Dia bisa merayunya secara langsung (disini pesona fisik yang dimanfaatkan, dan kelemahan pria yang mudah tertarik dari sisi ini)
  3. Jika tidak berhasil, dia bisa mengeluarkan sifat manjanya untuk membuat sang laki-laki luluh (disini yang dimanfaatkan adalah kelemahan pria yang cenderung tidak tega pada wanita)
  4. Yang ini hampir sama seperti yang nomor 3 hanya saja, disini wanita lebih menunjukkan kepasrahan/kelemahannya dan si pria harus menolongnya
  5. Jika tidak berhasil juga, maka dia bisa menawarkan hubungan yang lebih dekat baik secara implisit/explisit (hal ini kemungkinan tidak dilakukan wanita apad umumnya)

Hal yang sama berlaku ketika kita melihat seorang SPG (Sales Promotion Girl) menawarkan produknya atau pelayan di sebuah bar/restoran/tempat hiburan malam, demi bonus atau motif lainnya (meskipun mungkin tidak semua). Saya sendiri tidak begitu berpengalaman dengan dunia bisnis, jadi saya tidak bisa memberikan contoh apakah hal ini juga berlaku di dunia profesional untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi, kesepakatan bisnis, atau motif-motif lainnya.


Bisa jadi hal-hal tersebut diatas dilakukan tanpa disadari oleh pelaku. Namun jika sudah berlebihan, saya rasa agak sulit untuk menerimanya sebagai “sesuatu yang wajar”. Kalaupun dikatakan bahwa memang tugas seorang pria untuk melindungi wanita, saya rasa tidak dapat digeneralisasikan begitu saja. Karena hal itu dapat disalahgunakan oleh salah satu pihak demi keuntungan pribadi, dan bukan tidak mungkin merugikan pribadi yang lain. Karena jangan sampai victim (korban) dituduh guilty (bersalah), sementara defendant(terdakwa) mengaku sebagai victim. Bisa jadi keduanya memiliki kadar kesalahan yang sama. Yang satu menyalahgunakan potensinya, yang lain tidak mampu mengontrol kelemahannya.


Dengan perkembangan dunia kecantikan saat ini saya rasa tidak sulit untuk memanfaatkan pesona fisik. Walaupun “mohon maaf” tidak sedikit yang mengaku sopan pun menggunakan cara-cara diatas untuk keuntungan pribadinya. Jadi sekarang kita tidak bisa menilai begitu saja dari kulit luarnya.


Tidak ada maksud sedikitpun dari penulis untuk mendiskreditkan gender dalam hal ini wanita/perempuan. Penulis sendiri dilahirkan oleh seorang wanita yang luar biasa dan memiliki banyak sahabat wanita yang luar biasa pula. Penulis hanya mengungkapkan apa yang dirasakan/dilihat dan didengar. Tidak ada penelitian khusus dalam penulisan ini, sehingga mungkin sekali banyak kekurangan. Hanya saja penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, setidaknya sebagai wacana pemikiran.


Apabila ada orang yang setuju/tidak setuju atau mungkin memiliki pendapat tersendiri, penulis memberikan kebebasan bagi kritik dan saran. “No one is perfect, but we could be better

Comments

tisa said…
kalo aku...masuk kategori yg mana???
Made Dwipa said…
Yg mana ya?? kl salah tkt dimrhin euy =P Tentuin sendiri deh ;)
tisa said…
yahhh....made ga asik neehhh... =(

Popular posts from this blog

Hello old friends

Devilito

Tirta Yatra ke Blambangan dan Lumajang