Kepompong

Saya keranjingan kepompong..
Ya.. serial kepompong yang ditayangkan di SCTV. Not really addicted actually, namun cukup untuk membuat terdiam di depan TV apabila saat itu luang.

Ini lucu karena pada awalnya ketertarikan saya pada promosi serial (menurut media saat itu sinetron) ini karena adanya dua sosok yang cukup menyita perhatian saya. Yang pertama adalah kehadiran Derby Romero eks aktor cilik pemeran Sadam dalam salah satu film favorit saya Petualangan Sherina. Dan yang kedua sosok seorang gadis cantik bernama Aryani Fitriana yang sepertinya cukup familiar bagi saya. Selidik punya selidik ternyata cewek itu panggilannya Ryan dan merupakan Gadis Sampul tahun 2002.

Awalnya si aku pikir ini cuma sinetron seperti biasanya dengan formula andalan tampang-tampang oke dan lagu yang lagi hits. Hal ini membuat tidak ada ketertarikan untuk mengikuti tayangan sinetronnya. Setidaknya sebelum minggu lalu, saya hanya sekali menonton, itupun hanya sebagian untuk memenuhi rasa penasaran saya terhadap Derby dan Ryan. Saat itu saya pikir lumayan juga.

Namun ternyata secara tak sengaja di waktu luang saya kira-kira minggu lalu secara tak sengaja saya menonton Kepompong. Sekedar tambahan, saya juga baru-baru ini tertarik dengan lagu barunya Derby – Gelora Asmara yang ternyata telah menggantikan lagu Kepompongnya Sindentosca sebagai back sound baru serial ini. Bertambahlah ketertarikan saya menonton hari itu. Akhirnya.. saya tidak menontonnya setiap hari si, tapi kira-kira minggu ini saya nonton 3.5 episode lah..

Mengapa saya dari awal kemudian menyebut Kepompong sebagai serial, agak subjektif mungkin, tapi hal ini yang mendorong saya untuk kembali menonton Kepompong. Ternyata dari pengalaman saya Kepompong tampil lebih fresh daripada sinetron dalam membawakan masalah remaja. Masalah yang dibawakan pun tematik, berbeda dalam setiap episodenya, sehingga tidak ada lagi tulisan ‘Bersambung…’ di akhir episodenya. Kepompong bisa dibilang cukup berkiblat pada serial luar (Amerika) dengan konsep yang saya utarakan tadi. Ditambah lagi penggambaran karakter-karakternya yang cukup kuat. Memang sih kadang masih ada kejanggalan, namun itu tertutupi ide cerita yang selalu membawa pesan moral.

Baru kemarin saya lihat di akhir episode bahwa ternyata serial ini diproduksi oleh Frame Ritz. Rumah Produksi ini memang naik daun setelah berhasil mengangkat FTV sebagai tayangan unggulan yang melahirkan bintang semacam Nagita Slavina, Sheza Idris dan Putri Titian. Dan kini disaat tayangan FTV begitu menjamur, dan tidak begitu berhasil menarik minat saya sebesar jaman Nagita, Sheza dan Tian, Frame Ritz tampaknya berani untuk melahirkan inovasi yang berbeda. Saya tidak mengatakan ini baru, namun menurut saya memang berbeda.

Comments

shinoby said…
mo tanya dund... di ftv kepompong kan da live song ntu judul'a paan cie?
selai lagu'a derbi yang gelora asmara
ma sind3ntosca yang kepompong???? paan yua?
Anonymous said…
q sK bgT mA kePompOng.
bHkn Bz dBlg q g' bZ hdp tnp KepomPong.
q pLag zTj bgT klU taZya Ma iNdra.
dRpd tazYa mA vIrgo n iNdrA ma BabBy!
q Br zTj klU tAzya Ma iNdrA n bAbbY mA VirgO!

Popular posts from this blog

Hello old friends

Devilito

Tirta Yatra ke Blambangan dan Lumajang