NOTB #3 Pemimpin Alfa

Ngomong Opo To Bli #3
Pemimpin Alfa

Beberapa waktu lalu saya menonton sebuah tayangan National Geographic (NG) di Youtube yang menampilkan seorang pengamat simpanse yang menceritakan tentang perilaku 'simpanse alfa'. Diantara sekumpulan simpanse ada simpanse yang menonjol, seakan-akan ialah pemimpin kelompok tersebut dan simpanse ini disebut simpanse alfa.

Ada beberapa ciri simpanse alfa dan NG mencoba bereksperimen untuk melihat ciri ini berlaku juga untuk manusia dengan melibatkan seorang ‘ahli lelaki alfa’. Intinya ada beberapa ciri yang dianggap sebagai ciri lelaki alfa, diantaranya adalah Ia harus tampak BESAR. Ukuran dianggap mempengaruhi cara pandang orang terhadap si manusia alfa. Untuk eksperimen ini ditampilkan dua orang, yang satu besar dan satu kecil, keduanya harus mengambil gelas bir seseorang di bar. Hasilnya 'si kecil’ selalu gagal.  

Kedua, si alfa harus terlihat percaya diri, baik itu dari cara ia berjalan, berjabat tangan menunjukkan ia harus dihormati. Untuk ini sekelompok orang diundang ke suatu ruangan untuk melihat bahasa tubuh mereka ketika berkenalan. Disini juga dilihat siapa yang lebih dominan diantara yang lainnya. Ketiga, jika simpanse alfa identik dengan keributan, yakni berteriak teriak, maka lelaki alfa harus bersuara keras dan berat. Suara keras dan berat ini memang identik dengan wibawa. Untuk ini, NG menempatkan seseorang di keramaian untuk meminta orang-orang tak menginjak kotak yang ia buat, ketika suaranya kecil orang tak menghiraukan, tetapi ketika ia mulai bersuara keras dan tegas, tak ada yang berani melewati kotak itu.

Keempat, simpanse menjadi lebih alfa ketika ada wanita. Oleh karena itu NG menampilkan seorang wanita untuk melihat siapa diantara sekumpulan pria yang paling mencoba menarik perhatian si wanita. Terakhir, simpanse alfa akan selalu melindungi kelompoknya. Pada eksperimen terakhir inilah ditampilkan bagaimana ‘si ahli lelaki alfa’ masuk ke dalam grup dan mencoba mengganggu grup tersebut untuk melihat bagaimana reaksi orang yang diduga sebagai lelaki alfa merespon gangguan tersebut.

Lalu mengapa judulnya pemimpin alfa dan bukan lelaki alfa. Karena nyatanya saya menilai ciri-ciri diatas adalah ciri simpanse alfa yang cenderung menjadi pemimpin di kelompoknya. Bagi yang pernah belajar soal kepemimpinan pasti pernah mendengar soal pemimpin formal dan pemimpin informal. Pemimpin formal kira-kira pemimpin yang memang karena posisinya menempatkan ia sebagai ‘seharusnya’ pemimpin. Sementara pemimpin informal adalah orang-orang yang memang secara natural menonjol diantara kelompoknya sehingga karakternya ini menempatkan dirinya menjadi pemimpin terlepas dari posisi atau jabatannya dalam kelompok tersebut.

Dari pengetahuan ini setidaknya saya bisa sedikit menyimpulkan mengapa misalnya ada pemimpin yang sebenarnya dari segi kepintaran tak menonjol tapi bisa menjadi pemimpin di kelompoknya. Ini karena kepintaran tak masuk dalam ciri-ciri manusia alfa diatas, meski kepintaran menurut saya tetap saja menambah kewibawaan seseorang, tetapi jika tak diimbangi karakter lainnya maka tak jadilah dia seorang pemimpin di kelompoknya.

Comments

Popular posts from this blog

Hello old friends

Devilito

Tirta Yatra ke Blambangan dan Lumajang