Nonton Lion King 2019


Di tengah film Keisha berbisik pada Saya

"Ayah, filmnya bagus, aku suka"

Ini bukan promosi film ya, tapi memang sejujurnya Saya nggak terlalu berharap banyak dia akan suka, terhibur mungkin. Kok bisa? Pertama, film binatang bukanlah tipe film kesukaannya, bahkan kartun sekalipun. Berbeda dengan Aladdin, Keisha selalu menolak kalo saya tawari nonton film kartun Lion King. Itu makanya meski dia semangat diajak nonton, itu bisa jadi karena dia bakalan dapat Pop Corn ketimbang hype ketika akan melihat Prince Ali dan Princess Jasmine versi nyata. Sebelum ini saya berhasil bikin dia nonton Dumbo meski dengan sedikit 'memaksa'.

Kedua, karena dia itu hypenya film Princess, dia sekarang lagi suka banget dengan Descendants, produksi Disney juga yang ternyata ceritanya tentang anak-anaknya Beauty and The Beast dkk. Dia nemu sendiri film itu di Youtube. Saya juga kaget karena kalo dia buka Youtube dia biasanya nonton yang mainan atau make-up gitu.

Tapi memang sih dugaan saya nggak sepenuhnya salah, berbeda dengan Aladdin dimana dia bisa nyanyi berkali-kali A Whole New World, setelah film selesai Kei ya kembali ke lagu-lagu Descendants. Masih sih dia inget sama Can You Feel sama Hakuna Matata tapi ya nggak seberapa. Mungkin juga karena Bapaknya kurang brainwash haha.

Satu-satunya yang membuat Keisha konek dengan Lion King sebelum nonton filmnya adalah dia udah sering denger lagu cover Disneynya Joseph Vincent.

Memang nggak bisa dipungkiri Lion King 2019 ini menampilkan teknologi CGI yang luar biasa. Bener-bener versi kartun yang dibuat dalam bentuk 'nyata'. Makanya wajar kalo para penonton termasuk Keisha sangat terhibur. Kalo pake binatang beneran nggak akan mungkin bisa menampilkan storyline seperti itu. Meski kalo boleh jujur Saya akan lebih terhibur dengan Timon dan Pumba versi kartun karena memang nggak mungkin nampilin versi reality seekspresif kartun, ya mirip-mirip kasus Jin di film Aladin lah.

Terus apa kira-kira pesan yang bisa kita ambil dari Lion King? Menurut saya, yang pertama, jadi anak Raja nggak menjadikan kamu otomatis hebat, kamu harus jalani prosesnya. Kedua, kamu nggak tau siapa sesungguhnya musuh sampai dia menunjukkan jatidiri yang sesungguhnya. Ketiga, sengaja atau tidak, kita membuat kesalahan dan tak ada guna terus menerus meratapinya. Keempat, tentu saja kamu bisa hidup nyaman, tapi apakah kenyamananmu berarti kamu tidak punya tanggung jawab terhadap orang lain? Mempertahankan kenyamanan itu bisa berarti sikap ignorant. Mungkin banyak lagi pesan yang bisa diambil dari film ini, tergantung perspektif para penonton.

Comments

Popular posts from this blog

Hello old friends

Devilito

Tirta Yatra ke Blambangan dan Lumajang