Coblosan 2020

bekas tetesan tinta di jari kelingking



Ada dua hal baru dalam pesta demokrasi tahun ini buat saya. Kesatu, ini pertama kalinya saya menggunakan hak pilih saya sebagai warga Kota Denpasar. Ketika saya pindah ke Bali sepuluh tahun lalu, status saya adalah warga Kabupaten Buleleng selain karena itu kampung halaman, orang tua saya punya tempat tinggal disana. Namun sesungguhnya sejak waktu itu saya sudah tinggal di Kota Denpasar. Setelah melalui beberapa pertimbangan, satu setengah tahun yang lalu saya memindahkan status kependudukan saya ke Denpasar.

Kedua, tentu saja sama seperti semua pemilih Pilkada 2020 ini, ini pertama kalinya Saya mencoblos dalam kondisi pandemi. Apa memangnya beda pandemi dan tidak? Tentu saja beda. 


Pemuda yang datang ke rumah saya membawakan kartu pemilih mewanti-wanti dengan jelas. 


“Tolong diperhatikan jamnya ya Pak. Soalnya kondisi pandemi,” kata pemuda itu. 


“Biar tidak berkerumun ya. Ok, terima kasih,” jawab Saya.


Saya datang sesuai dengan jadwal yang tertera di kartu pemilih. Di Bale banjar petugas langsung mengecek kartu pemilih saya dan menginformasikan bilik TPS saya. Petugas lainnya mengecek suhu tubuh saya dan meminta saya untuk mencuci tangan di tempat yang disediakan.


Sebelum masuk saya diminta untuk memakai sarung tangan plastik sekali pakai. Ternyata tidak mudah memasukkan tangan saya ke sarung plastik itu. Konyolnya saya mencoba meniup sarung tangan plastik tersebut yang tentu saja tak berhasil karena terhalang oleh masker yang saya pakai.


Entah kebetulan atau tidak, saat saya mencoblos tak ada antrian yang tentu saja berarti tak ada kerumunan. Proses coblosan sih sama saja seperti biasanya. Yang lain lagi tentu saja proses pemberian tinta ke jari untuk menandai saya sudah menggunakan hak suara saya. Biasanya jari dicelupkan ke dalam wadah tinta. Namun kali ini petugas mengeluarkan alat tetes untuk menandai jari saya dengan tinta sehingga saya tak perlu menyentuh apapun.


Itulah pengalaman menggunakan hak pilih di tahun 2020 ini. Apapun hasilnya, ini adalah proses demokrasi bagian dari sistem bernegara yang dianut oleh negeri ini. Semoga yang terpilih bisa menjalankan amanah rakyat dengan baik dan membuat kebijakan yang berpihak kepada kesejahteraan masyarakat, bukan kesejahteraan pribadi atau golongan.


Comments

Popular posts from this blog

Hello old friends

Devilito

Tirta Yatra ke Blambangan dan Lumajang