Budi Bahasa Netizen dan Agnez Mo


Berkibarlah bendera negeriku, Berkibar di luas nuansamu. Tunjukkanlah kepada dunia, Ramah tamah budi bahasamu.


Itu penggalan lirik lagu Merah Putih karya Gombloh yang dinyanyikan 50 artis Musica Studio pada tahun 1995 untuk memperingati usia emas Indonesia, 50 tahun. Salah satu lagu favorit saya. Meski kadang kalau saya membaca komentar netizen Indonesia membuat saya bertanya masih relevankah lirik itu. Termasuk komentar soal wawancara artis Indonesia yang sekarang berkarir di AS, Agnez Mo. Saya tak tahu budi bahasa Agnez Mo atau netizen yang lebih baik. Terus terang saja saya pun tak tertarik untuk melihat video wawancara yang sedang viral itu.

Saya sendiri tak tahu banyak tentang karir Agnez Mo di AS. Tapi beberapa berita yang sempat saya baca Agnez berhasil masuk ke dalam lingkaran industri musik paling prestisius di dunia. Beberapa artis RnB diajaknya berkolaborasi. Ini tentu sebuah pencapaian pribadi yang luar biasa bagi seorang warga negara Indonesia, warga negara berkembang yang berkarir di negara maju. Dan setau saya memang itulah mimpi yang selama ini dipegang Agnes Monica, nama panggung Agnes di Indonesia, dulu.

Ngomong-ngomong soal Agnes Monica, saya akan selalu ingat Agnes cilik sebagai salah satu dari 50 artis penyanyi lagu Merah Putih. Kira-kira umurnya 8-9 tahun waktu dia menyanyikan lagu bertema nasionalisme Indonesia itu. Sayangnya, hari ini saya tak menemukan arsip video klip itu di Internet, padahal banyak lagu lebih jadul ada di Youtube hari ini. Padahal saya kangen melihatnya. Soal itu produk orde baru, saya kira itu bagian dari sejarah bangsa ini. Tapi saya juga menemukan video Agnes Monica dewasa menyanyikan lagu tersebut. Artinya Agnes hapal lagu itu, dengan lirik full bahkan, bukan hanya segelintir lirik seperti waktu Ia kecil. Agnes Monica memang artis yang luar biasa, ia terkenal pekerja keras dan multi talenta. Bukan hanya nyanyi, dance, bahkan bermain sinetron pun pernah. Tak heran mimpinya tinggi, bahkan sebelum merambah AS dia pernah berkolaborasi dengan artis Asia seperti F4. Soal penghargaan rasanya tak bisa dihitung lagi. 

Tapi, kiblat music Agnes ada di AS, RnB. Dan untuk itu Ia rela membuat branding nama baru, Agnez Mo. Hari ini Agnez Mo memang sudah berada disana. Saya tak tahu Agnez Mo ingin mencitrakan dirinya seperti apa. Citra lekat dengan kehidupan artis. Tapi yang jelas Agnez Mo bukanlah Agnes Monica, bukan artis ‘skala’ Indonesia. Jadi daripada kita ribut soal hasil wawancara, mengeluarkan budi bahasa yang ‘bukan Indonesia’, mari berkarya, paling tidak supaya bisa sedikit saja mengejar prestasi Agnes. Kalau tidak, Agnez paling hanya akan berkata “Who are you to judged Me. Siapa Elo!”.

Comments

Popular posts from this blog

Hello old friends

Devilito

Tirta Yatra ke Blambangan dan Lumajang